Rabu, 08 Februari 2017

Cara terbaik untuk jatuh hati





 
Cara terbaik untuk jatuh hati

Tak perlu waktu yang lama untuk membuat hatiku jatuh kepadamu. Pertemuan singkat tanpa disengaja menjadi pintu masuknya aku ke dalam dunia yang disebut “Cinta”. Indah memang, namun juga penuh dengan lika-liku.
Saat itu istirahat pertama, saat yang paling dinantikan oleh sejuta umat berseragam sekolah--terlebih bagi mereka yang sedang terkena pelajaran guru killer. Tanpa ragu aku beserta sahabatku yang lain setengah berlari menghampiri kantin sekolah. Dengan wajah sedikit lemas dan tawa kecil karena guyonan kilat yang sering hinggap dikala obrolan tak penting, kami melewati lapangan olahraga yang sedang ramai penghuni. Sepasang mataku dengan polosnya memperhatikan kerumunan siswa laki-laki berseragamkan SMA yang tengah sibuk mengejar dan dikejar demi sebuah  bola yang sering disebut basket. Tanpa bertanya pada mereka, orang lain pasti setuju bila pesonamu lah yang paling menarik diantara yang lain. Senyum bahagia yang tak sengaja tertangkap saat kau berhasil memasukkan bola ke dalam ring membuat mata ini ingin berlama lama untuk memandangnya. Enggan rasanya untuk pergi namun panggilan alam mengusik mata untuk berhenti mengulik orang itu. Cacing di dalam perutku yang penuh ego dan tidak sabaran segera bernyanyi dengan nyaring meminta untuk segera dipuaskan hasratnya.  Dengan penuh ketidakrelaan aku mempercepat langkahku untuk mencegah kerumunan cacing ini lebih mengamuk.
Semenjak hari itu aku mulai disibukkan dengan kegiatan tentangmu; dimulai dengan ingin mencari tahu siapa namamu sampai ke hal-hal yang orang lain tidak ketahui. Aku masuk ke dalam tahap PENASARAN.  Tahap yang sangat aku sukai.
 Aku yang termaksud tidak terlalu begitu suka memperhatikan orang sekitar, Setengah mati mencari siasat bagaimana cara untuk mengetahui namamu. Dimulai dengan melihat badge nama yang tertera di dada kanan seragam osismu. Percobaan pertama dan kedua gagal. Percobaan ketiga aku hanya mendapat nama depanmu saja. Aku cukup senang saat itu karena langkahku untuk mengenalmu semakin dekat. Aku terus coba lagi,dan lagi karena aku bukan wanita lemah yang mudah menyerah. Aku terus mencoba siasat itu sampai akhirnya aku akan berhasil  mendapatkan namamu. Setelah kegagalan ke sekian kali, aku akhirnya tahu namamu dengan menebak-nebak setiap huruf yang kudapat di setiap percobaan. YEAY! Aku senang sekali waktu itu. Segera aku mencari namamu pada kotak pencarian di salah satu media sosial yang sedang hits saat itu. Namun  di luar ekspektasi, hasilnya nihil.
Menyerah? Maaf aku tidak mengenal kata itu. Aku masih tetap degil, ingin mencari tahu namamu. Siasat pertama boleh jadi kurang mujur, lalu aku pun memutar otak mencari siasat berikutnya. Pagi, siang, sore  bahkan sebelum tidur pun, dengan begitu semangat  berfikir mencari ide yang dapat aku gunakan untuk tujuan awalku. Bak ditimpa durian runtuh, saat sedang mengerjakan tugas fisika di tengah kerumunan kelas yang gaduh, ide segar datang menghampiri aku yang tengah memain mainkan pensil sambil diketuk ketukan di dekat dahi. Dengan penuh percaya diri untuk mencoba siasat kedua; Mencari tahu namanya lewat buku absen kelas. Bermodalkan huruf yang telah didapat dari percobaan  sebelumnya.
Satu per satu kelas, kamu. Iya. Hanya untuk mencari tahu namamu.
Hari itu tepatnya hari Sabtu, hari dimana siswa - siswa lain mungkin masih terlelap dalam mimpinya. Maklum saja, hari ini adalah hari libur. Hanya demi mencari namamu, aku yang biasanya selalu telat dalam kerja kelompok rela untuk datang dua jam lebih pagi. Dengan mengebu-gebu aku ditemani dengan sahabatku menyusuri satu per satu kelas, menelisik ke dalam setiap buku absen yang ada. Menyusuri deretan nama yang tertera, berharap untuk menemukan kunci yang selama ini aku cari.
BOOM!
Betapa dewi fortuna berpihak padaku hari ini. Saat sahabatku sudah mengomel karena belum juga menemukan namamu, hatiku terus ingin bergerak memasuki ruangan kelas yang terletak di paling ujung koridor . Dengan memberanikan diri dan mengabaikan keluhan sahabatku, aku menerobos masuk ruang kelas yang tidak terkunci. Di dalam buku absen biru yang disampul bening rapih, mataku tertuju pada satu nama yang sangat aku yakini bahwa itu adalah kamu.           
 Senyummu adalah candu bagiku. Yang selalu memaksaku untuk terus memandangmu tanpa jemu. Kesederhanaanmu  berhasil menjeratku, hingga sekarang.

Aku tidak tahu apakah ini yang namanya Cinta, yang aku ketahui hanyalah aku mencintaimu sejak pertama kali kita bertemu.

Dan mataku tidak dapat berpaling selain dari padamu.

 Kau lihat? Hanya perlu beberapa detik bagiku untuk jatuh hati padamu. Berawal dari senyuman lembut yang mampu membuat jantungku berdetak lebih cepat dari biasanya. Cinta? Terlalu dini sepertinya untuk anak berseragam putih biru seperti aku saat itu. Atau mungkin saat itu aku hanya terobsesi. Obsesi yang keblablasan hingga sekarang.  

 -------------------------------------------------------------------




jangan lupa follow twitter gua ya gengs : @annatheresia_

Tidak ada komentar:

Posting Komentar