Minggu, 06 Desember 2020

Menentukan Suku ke-n dengan Permainan Menara Hanoi

Oleh : Anna Theresia Irawan

Pola bilangan merupakan materi pembelajaran yang akan saya ajarkan sebagai mahasiswa PPL di salah satu sekolah daerah Tangerang. Sebelum mengajar, saya menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan siswa yang akan menerima pengajaran saya nantinya. Selain untuk lebih mengenal mereka lebih jauh, saya  ingin mengetahui respons mereka terhadap pembelajaran matematika.  “Matematika itu susah, Miss!” gerutu seorang anak perempuan ketika saya tanyai pendapatnya mengenai pola bilangan. Mendengar respons dari anak itu cukup membuat saya ketar-ketir dalam menyiapkan pembelajaran yang akan saya ajarkan. Secara keseluruhan, dari mini riset yang saya lakukan didapatkan hasil bahwa tidak cukup banyak anak yang menyukai matematika di dalam kelas tersebut. Dari 31 siswa hanya 16 orang yang menyatakan bahwa menyukai pembelajaran matematika.  

Berawal dari permasalahan tersebut, saya  berusaha merencanakan pembelajaran dengan metode bervariasi  yang dapat menghilangkan ketidak-sukaan terhadap matematika. Rencana pembelajaran yang saya rancang saya sesuaikan dengan kurikulum di sekolah. Sekolah tempat  saya  mengajar menerapkan kurikulum 2013 dimana guru bukanlah yang menjadi pusat pembelajaran melainkan siswa yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Saya mencoba untuk menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivisme yang sejalan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman dan rasio yang dimilikinya.

Menara Hanoi

Pada penerapannya, saya menggunakan model pembelajaran discovery learning. Penggunaan model pembelajaran discovery learning karena merupakan salah satu bentuk model pembelajaran berdasarkan aliran konstruktivisme. Dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran, saya  membuat media pembelajaran menara hanoi. Penggunaan media pembelajaran dalam kelas diharapkan dapat membantu menghilangkan paradigma yang kurang baik terhadap mata pelajaran matematika. Dengan bermain media “menara hanoi” diharapkan siswa dapat mengerti konsep pola bilangan berdasarkan pengalaman yang dia lalui menggunakan media pembelajaran dan konsep awal yang dia miliki sehingga dapat membentuk pengetahuan baru. Oleh sebab itu, media pembelajaran menara hanoi yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa dalam mengerti konsep untuk menentukan suku ke-n dari permasalahan barisan bilangan yang diberikan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran.



Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Saya kemudian menyebarkan kuesioner untuk melihat respon siswa dalam menggunakan media pembelajaran menara hanoi. Hasil Kuesioner yang disebarkan setelah menggunakan media pembelajaran menunjukkan bahwa 75% anak menyetujui bahwa mereka menyukai belajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kemudian, 90% anak menyatakan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran menara hanoi membuat mereka termotivasi dalam belajar. Lalu, 70% anak juga menyatakan bahwa media pembelajaran yang diberikan membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran. Hasil kuesioner juga menyatakan bahwa 70% anak tertarik untuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan dapat disimpulkan bahwa respon yang diberikan oleh siswa terhadap media pembelajaran yang diberikan adalah positif. Dengan kata lain, penggunaan media pembelajaran menara hanoi ternyata dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Melalui hasil riset yang sudah dilakukan, saya merekomendasikan kepada para pembaca khususnya yang mengajar di bidang matematika SMP kelas VIII untuk dapat menggunakan media pembelajaran menara hanoi. Penggunaan media ini akan lebih membantu siswa untuk mempunyai respon positif dalam belajar mengenai materi pola bilangan khususnya konsep menentukan suku ke-n. Ketika respon positif sudah terbentuk dalam benak siswa, tentunya hal ini akan lebih membantu siswa dalam mempelajari konsep dalam matematika.

Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi

Salam untuk guru guru matematika di Indonesia :) 

Selamat belajar dan mempersiapkan pembelajaran matematika yang tidak hanya konseptual tapi juga kontekstual bagi anak anak masa depan bangsa. 

Sebuah kalimat motivasi dari saya yang mungkin bisa jadi semangat untuk kita semua :

"Seorang guru yang baik tidak hanya memberikan pembelajaran yang baik tapi juga seorang pembelajar seumur hidup (life long learner)"

Terus belajar dan terus menginspirasi orang lain. 


Selasa, 28 April 2020

Mengenai Kehilangan



Mengenai Kehilangan

Anna Theresia Irawan

Parak berjaya meleburkan dua cerita
Aku dan kamu yang tadinya kita
Layaknya sebuah kemenangan tertunda
Membawa getir bak sematan
Spontan air mata selaku pelawan
tanpa permisi datang, tahu-tahu usai
Walau kehilangan yang kelihatan
Yang sebenarnya hilang malah ditemukan


Bandar lampung, 28 April 2020
---------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sebagai salah satu penggemar, puisi kali ini didedikasikan untuk memperingati hari puisi nasional ^.^
Lho iya kemarin deng hihihi 28 April. Tapi masih belum telat kan yaaa ....
Selamat hari puisi nasional !

-    Biarlah kenangan abadi dalam karya -

Sabtu, 08 Februari 2020

Refleksi : Perayaan Natal



Mungkin sudah tidak ada lagi yang asing dengan istilah natal. Setiap tahun umat kristiani pasti merayakannya. Bahkan setuju atau tidak, non kristiani pun secara tidak sadar ikut merayakannya melalui libur panjang yang diterima. Artinya natal bukanlah sesuatu hal yang baru karena semua orang pasti mengetahui mengenai natal, baik secara sederhana maupun secara kompleks. Setiap bulan Desember pasti dipenuhi hal-hal berbau natal seperti pohon natal yang dihias dengan cantiknya, kue-kue kering yang disusun sebegitu rapinya di ruang meja, dan baju baru dilengkapi dengan diskon natal di berbagai tempat perbelanjaan. Setiap rumah ditata, dibersihkan, dihias demi menyambut natal. Tak lupa, ibu-ibu mempersiapkan masakan andalan untuk menjamu tamu yang hendak bersilahturahmi. Natal sungguh disambut dengan begitu antusias oleh mayoritas.
Tanpa disadari, semarak natal yang demikian yang selalu berputar setiap tahunnya. Tahun demi tahun,  Hingga pada akhirnya, natal hanya menjadi sebuah rutinitas bagi yang merayakannya. Bahkan slogan-slogan seperti : “Tidak ada baju baru, tidak ada natal! ” atau “bukan natal namanya kalau pohon natal tidak dihias dengan mewah”, dan banyak lagi slogan-slogan lainnya digembor-gemborkan yang menghilangkan makna dari natal itu sendiri. Apakah makna natal sesungguhnya?  Apakah natal adalah sebuah perayaan mewah sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat ikut andil di dalamnya? Sebelum kita melakukan sesuatu tindakan alangkah baiknya memikirkan terlebih dahulu mengapa kita melakukannya. Mengapa kita merayakan natal? Apakah sekedar mengikuti aktivitas gereja secara rutin? Atau apakah sebagai wadah memperlihatkan baju baru yang baru kita beli?
Natal berarti menyambut kelahiran sang Juruslamat. Allah dengan segala kemaha-kuasaanNya rela merendahkan diri-Nya berinkarnasi menjadi seorang bayi manusia. Dia yang adalah pemilik bahkan pencipta segala sesuatu yang ada di Dunia. Pernahkah kita memikirkan hal ini? Siapa manusia sehingga dia sampai hati merendahkan diri-Nya? Ini bahkan hanya sebagian kecil dari wujud kesederhanaan yang Allah tunjukkan kepada manusia.
Ketika merenungkan hal ini, saya kemudian disadarkan bahwa natal sesungguhnya melambangkan kesederhanaan. Kesederhanaan yang dimaksud adalah kesiapan hati dalam menyambut kedatangan-Nya. Kesiapan hati untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menyadari bahwa saya adalah manusia yang berdosa yang membutuhkan penebusan-Nya. Kesiapan hati untuk mengakui segala kelemahan diri dan bergantung sepenuhnya di dalam Kristus.
Apakah ini artinya kita tidak boleh memakai baju baru saat natal? Atau tidak boleh menghias pohon natal dengan mewah? Tidak ada larangan untuk memakai baju baru saat natal atau pun menghias pohon natal. Tapi, bukan hal tersebut yang menjadi fokus utamanya. Fokus utama natal adalah Kristus dan karya penebusan-Nya. Natal adalah sebuah kesempatan untuk merenungkan kembali mengenai pengorbanan Kristus sang Juruslamat  bagi umat manusia. Natal menjadi kesempatan bagi kita untuk bersyukur karena telah menerima penebusan yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Natal juga menjadi kesempatan untuk bersukacita karena telah dibebaskan dari belenggu dosa. Kita sudah dibebaskan! Kita sudah tidak lagi menjadi budak dosa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Oleh sebab itu, ketika kita benar-benar merenungi fokus utama natal itu sendiri, implikasinya akan berbeda. Dengan menyadari bahwa karena anugerah-Nya kita telah menerima keselamatan maka Roh kudus senantiasa  mentransformasi kita menjadi pribadi yang baru. Misalnya, menjadi pribadi yang semakin rendah hati, mau memaafkan, atau pun dapat mengalahkan dosa favorit yang mengakar dalam diri kita. Kiranya natal kali ini kita benar-benar merenungkan fokus utama dari natal itu sendiri, bukan sebagai perayaan rutinitas tahunan.

Selamat natal!
Have a joyful Christmas!


Senin, 27 Januari 2020

Resensi Novel : Berkeliling Dunia Melalui Kisah Sri Ningsih


“Berkeliling Dunia Melalui Kisah Sri Ningsih”
- Anna Theresia Irawan -

Identitas Novel
Judul : Tentang Kamu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2016
Cetakan : IV
Tebal Buku : 515 Halaman (Bab 1- Bab 33)

Sampul Novel Tentang Kamu Tere Liye

Sri Ningsih, sosok yang berhasil merangsang rasa ingin tahu Zaman Zulkarnaen melalui kisahnya. Zaman Zulkarnaen adalah salah satu pengacara yang tergabung dalam firma hukum Thompson & Co. dan mendapatkan mandat untuk mencari tahu ahli waris dari Sri Ningsih, salah satu klien besar di firman hukum tersebut. Kepergian dari Sri Ningsih tidak hanya meninggalkan duka cita mendalam bagi orang-orang terdekatnya tetapi juga harta warisan senilai satu miliar poundsterling yang akan menjadi hak milik ratu kerajaan Inggris jika tidak ditemukan pewaris sahnya. Dengan bermodalkan mandat dan informasi seadanya, Zaman menelusuri satu-persatu kisah Sri Ningsih.

Zaman mengawali penelusuran mengenai kisah Sri Ningsih dari panti jompo La Cerisaie Maison de Retraite. Panti jompo ini terletak beberapa ratus kaki dari Menara Eiffel. Panti jompo ini yang menghantarkan Zaman Zulkarnaen melakukan petualangannya ke Indonesia. Lebih tepatnya, ke dalam petualangan menelusuri kehidupan Sri Ningsih yang menjadi klien besarnya. Petualangannya dimulai Pulau Bungin, sebuah pulau kecil yang dihuni oleh mayoritas nelayan. Pulau Bungin diceritakan di dalam buku ini memiliki keunikan diantaranya rumah penduduk yang berada di atas permukaan laut, pemandangan yang begitu luar biasa di sore hari sambil menikmati secangkir kopi, dan pengalaman buang air besar langsung ke lautan lepas! Pengalaman yang menarik perhatian khalayak umum. Sebenarnya masih banyak lagi keunikan Pulau Bungin yang diceritakan dalam buku ini, tetapi tiga hal tersebut yang menjadi perhatian utama saya dalam membaca buku ini. Ada lagi yang paling menarik dalam petualangan di Pulau Bungin yaitu mengenai Kisah Sri Ningsih kecil. Pulau Bungin yang menjadi saksi dilahirkannya seorang anak Sri Ningsih yang harus menerima kenyataan hidup yang begitu pahit. Namun dari kesakitan yang dijalani itu, Sri Ningsih tetap mensyukuri setiap pemberian Allah kepadanya bahkan mampu berdamai dan memaafkan rasa pahit itu.

Tidak hanya berakhir di Pulau Bungin, kisah Sri Ningsih terus berlanjut ke berbagai tempat bahkan tempat yang menjadi impiannya. Dalam setiap tempat tersirat perjuangan Sri Ningsih untuk bertahan hidup dan mewujudkan impiannya. Kota kecil maupun kota besar, dalam negeri maupun luar negeri sudah bukan jadi tandingannya. Bayangkan sesosok anak kecil yatim piatu yang berangkat dari mimpi kecil berhasil menaklukkan dunia dengan keringat kedisiplinannya!

Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca khususnya kawula muda yang sedang merajut untaian demi untaian mimpi. Semangat dan tekad bulat yang mengalir dalam diri Sri Ningsih membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selagi berusaha dan tidak ada yang tidak mungkin jika terus berserah kepada Allah. Gagal itu pasti. Setiap insan pasti mengalami kegagalan. Akan tetapi, proses kegagalan merupakan pengalaman yang mendewasakan. Kuncinya adalah bagaimana bisa bangkit dari kegagalan dan belajar dari hal tersebut.

Rajut mimpimu dan ayo wujudkan!
Jangan pernah takut GAGAL !