Minggu, 06 Desember 2020

Menentukan Suku ke-n dengan Permainan Menara Hanoi

Oleh : Anna Theresia Irawan

Pola bilangan merupakan materi pembelajaran yang akan saya ajarkan sebagai mahasiswa PPL di salah satu sekolah daerah Tangerang. Sebelum mengajar, saya menyediakan waktu untuk bersosialisasi dengan siswa yang akan menerima pengajaran saya nantinya. Selain untuk lebih mengenal mereka lebih jauh, saya  ingin mengetahui respons mereka terhadap pembelajaran matematika.  “Matematika itu susah, Miss!” gerutu seorang anak perempuan ketika saya tanyai pendapatnya mengenai pola bilangan. Mendengar respons dari anak itu cukup membuat saya ketar-ketir dalam menyiapkan pembelajaran yang akan saya ajarkan. Secara keseluruhan, dari mini riset yang saya lakukan didapatkan hasil bahwa tidak cukup banyak anak yang menyukai matematika di dalam kelas tersebut. Dari 31 siswa hanya 16 orang yang menyatakan bahwa menyukai pembelajaran matematika.  

Berawal dari permasalahan tersebut, saya  berusaha merencanakan pembelajaran dengan metode bervariasi  yang dapat menghilangkan ketidak-sukaan terhadap matematika. Rencana pembelajaran yang saya rancang saya sesuaikan dengan kurikulum di sekolah. Sekolah tempat  saya  mengajar menerapkan kurikulum 2013 dimana guru bukanlah yang menjadi pusat pembelajaran melainkan siswa yang menentukan keberhasilan pembelajaran di dalam kelas. Saya mencoba untuk menerapkan pendekatan pembelajaran konstruktivisme yang sejalan dengan kurikulum yang diterapkan di sekolah. Konstruktivisme merupakan salah satu pendekatan pembelajaran yang menekankan kepada partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran untuk memperoleh pengetahuan berdasarkan pengalaman dan rasio yang dimilikinya.

Menara Hanoi

Pada penerapannya, saya menggunakan model pembelajaran discovery learning. Penggunaan model pembelajaran discovery learning karena merupakan salah satu bentuk model pembelajaran berdasarkan aliran konstruktivisme. Dalam mendukung keberhasilan proses pembelajaran, saya  membuat media pembelajaran menara hanoi. Penggunaan media pembelajaran dalam kelas diharapkan dapat membantu menghilangkan paradigma yang kurang baik terhadap mata pelajaran matematika. Dengan bermain media “menara hanoi” diharapkan siswa dapat mengerti konsep pola bilangan berdasarkan pengalaman yang dia lalui menggunakan media pembelajaran dan konsep awal yang dia miliki sehingga dapat membentuk pengetahuan baru. Oleh sebab itu, media pembelajaran menara hanoi yang diberikan kepada siswa diharapkan dapat membantu siswa dalam mengerti konsep untuk menentukan suku ke-n dari permasalahan barisan bilangan yang diberikan dengan menggunakan bantuan media pembelajaran.



Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Saya kemudian menyebarkan kuesioner untuk melihat respon siswa dalam menggunakan media pembelajaran menara hanoi. Hasil Kuesioner yang disebarkan setelah menggunakan media pembelajaran menunjukkan bahwa 75% anak menyetujui bahwa mereka menyukai belajar dengan menggunakan media pembelajaran. Kemudian, 90% anak menyatakan bahwa dengan menggunakan media pembelajaran menara hanoi membuat mereka termotivasi dalam belajar. Lalu, 70% anak juga menyatakan bahwa media pembelajaran yang diberikan membantu mereka dalam memahami materi pembelajaran. Hasil kuesioner juga menyatakan bahwa 70% anak tertarik untuk menggunakan media pembelajaran. Oleh sebab itu, berdasarkan hasil kuesioner yang diberikan dapat disimpulkan bahwa respon yang diberikan oleh siswa terhadap media pembelajaran yang diberikan adalah positif. Dengan kata lain, penggunaan media pembelajaran menara hanoi ternyata dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran.

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Menara Hanoi

Melalui hasil riset yang sudah dilakukan, saya merekomendasikan kepada para pembaca khususnya yang mengajar di bidang matematika SMP kelas VIII untuk dapat menggunakan media pembelajaran menara hanoi. Penggunaan media ini akan lebih membantu siswa untuk mempunyai respon positif dalam belajar mengenai materi pola bilangan khususnya konsep menentukan suku ke-n. Ketika respon positif sudah terbentuk dalam benak siswa, tentunya hal ini akan lebih membantu siswa dalam mempelajari konsep dalam matematika.

Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi
Menara Hanoi

Salam untuk guru guru matematika di Indonesia :) 

Selamat belajar dan mempersiapkan pembelajaran matematika yang tidak hanya konseptual tapi juga kontekstual bagi anak anak masa depan bangsa. 

Sebuah kalimat motivasi dari saya yang mungkin bisa jadi semangat untuk kita semua :

"Seorang guru yang baik tidak hanya memberikan pembelajaran yang baik tapi juga seorang pembelajar seumur hidup (life long learner)"

Terus belajar dan terus menginspirasi orang lain. 


Selasa, 28 April 2020

Mengenai Kehilangan



Mengenai Kehilangan

Anna Theresia Irawan

Parak berjaya meleburkan dua cerita
Aku dan kamu yang tadinya kita
Layaknya sebuah kemenangan tertunda
Membawa getir bak sematan
Spontan air mata selaku pelawan
tanpa permisi datang, tahu-tahu usai
Walau kehilangan yang kelihatan
Yang sebenarnya hilang malah ditemukan


Bandar lampung, 28 April 2020
---------------------------------------------------------------------------------------------------------


Sebagai salah satu penggemar, puisi kali ini didedikasikan untuk memperingati hari puisi nasional ^.^
Lho iya kemarin deng hihihi 28 April. Tapi masih belum telat kan yaaa ....
Selamat hari puisi nasional !

-    Biarlah kenangan abadi dalam karya -

Sabtu, 08 Februari 2020

Refleksi : Perayaan Natal



Mungkin sudah tidak ada lagi yang asing dengan istilah natal. Setiap tahun umat kristiani pasti merayakannya. Bahkan setuju atau tidak, non kristiani pun secara tidak sadar ikut merayakannya melalui libur panjang yang diterima. Artinya natal bukanlah sesuatu hal yang baru karena semua orang pasti mengetahui mengenai natal, baik secara sederhana maupun secara kompleks. Setiap bulan Desember pasti dipenuhi hal-hal berbau natal seperti pohon natal yang dihias dengan cantiknya, kue-kue kering yang disusun sebegitu rapinya di ruang meja, dan baju baru dilengkapi dengan diskon natal di berbagai tempat perbelanjaan. Setiap rumah ditata, dibersihkan, dihias demi menyambut natal. Tak lupa, ibu-ibu mempersiapkan masakan andalan untuk menjamu tamu yang hendak bersilahturahmi. Natal sungguh disambut dengan begitu antusias oleh mayoritas.
Tanpa disadari, semarak natal yang demikian yang selalu berputar setiap tahunnya. Tahun demi tahun,  Hingga pada akhirnya, natal hanya menjadi sebuah rutinitas bagi yang merayakannya. Bahkan slogan-slogan seperti : “Tidak ada baju baru, tidak ada natal! ” atau “bukan natal namanya kalau pohon natal tidak dihias dengan mewah”, dan banyak lagi slogan-slogan lainnya digembor-gemborkan yang menghilangkan makna dari natal itu sendiri. Apakah makna natal sesungguhnya?  Apakah natal adalah sebuah perayaan mewah sehingga hanya orang-orang tertentu saja yang dapat ikut andil di dalamnya? Sebelum kita melakukan sesuatu tindakan alangkah baiknya memikirkan terlebih dahulu mengapa kita melakukannya. Mengapa kita merayakan natal? Apakah sekedar mengikuti aktivitas gereja secara rutin? Atau apakah sebagai wadah memperlihatkan baju baru yang baru kita beli?
Natal berarti menyambut kelahiran sang Juruslamat. Allah dengan segala kemaha-kuasaanNya rela merendahkan diri-Nya berinkarnasi menjadi seorang bayi manusia. Dia yang adalah pemilik bahkan pencipta segala sesuatu yang ada di Dunia. Pernahkah kita memikirkan hal ini? Siapa manusia sehingga dia sampai hati merendahkan diri-Nya? Ini bahkan hanya sebagian kecil dari wujud kesederhanaan yang Allah tunjukkan kepada manusia.
Ketika merenungkan hal ini, saya kemudian disadarkan bahwa natal sesungguhnya melambangkan kesederhanaan. Kesederhanaan yang dimaksud adalah kesiapan hati dalam menyambut kedatangan-Nya. Kesiapan hati untuk merendahkan diri di hadapan Tuhan dan menyadari bahwa saya adalah manusia yang berdosa yang membutuhkan penebusan-Nya. Kesiapan hati untuk mengakui segala kelemahan diri dan bergantung sepenuhnya di dalam Kristus.
Apakah ini artinya kita tidak boleh memakai baju baru saat natal? Atau tidak boleh menghias pohon natal dengan mewah? Tidak ada larangan untuk memakai baju baru saat natal atau pun menghias pohon natal. Tapi, bukan hal tersebut yang menjadi fokus utamanya. Fokus utama natal adalah Kristus dan karya penebusan-Nya. Natal adalah sebuah kesempatan untuk merenungkan kembali mengenai pengorbanan Kristus sang Juruslamat  bagi umat manusia. Natal menjadi kesempatan bagi kita untuk bersyukur karena telah menerima penebusan yang Tuhan berikan secara cuma-cuma. Natal juga menjadi kesempatan untuk bersukacita karena telah dibebaskan dari belenggu dosa. Kita sudah dibebaskan! Kita sudah tidak lagi menjadi budak dosa melalui pengorbanan Kristus di kayu salib. Oleh sebab itu, ketika kita benar-benar merenungi fokus utama natal itu sendiri, implikasinya akan berbeda. Dengan menyadari bahwa karena anugerah-Nya kita telah menerima keselamatan maka Roh kudus senantiasa  mentransformasi kita menjadi pribadi yang baru. Misalnya, menjadi pribadi yang semakin rendah hati, mau memaafkan, atau pun dapat mengalahkan dosa favorit yang mengakar dalam diri kita. Kiranya natal kali ini kita benar-benar merenungkan fokus utama dari natal itu sendiri, bukan sebagai perayaan rutinitas tahunan.

Selamat natal!
Have a joyful Christmas!


Senin, 27 Januari 2020

Resensi Novel : Berkeliling Dunia Melalui Kisah Sri Ningsih


“Berkeliling Dunia Melalui Kisah Sri Ningsih”
- Anna Theresia Irawan -

Identitas Novel
Judul : Tentang Kamu
Pengarang : Tere Liye
Penerbit : Republika
Tahun terbit : 2016
Cetakan : IV
Tebal Buku : 515 Halaman (Bab 1- Bab 33)

Sampul Novel Tentang Kamu Tere Liye

Sri Ningsih, sosok yang berhasil merangsang rasa ingin tahu Zaman Zulkarnaen melalui kisahnya. Zaman Zulkarnaen adalah salah satu pengacara yang tergabung dalam firma hukum Thompson & Co. dan mendapatkan mandat untuk mencari tahu ahli waris dari Sri Ningsih, salah satu klien besar di firman hukum tersebut. Kepergian dari Sri Ningsih tidak hanya meninggalkan duka cita mendalam bagi orang-orang terdekatnya tetapi juga harta warisan senilai satu miliar poundsterling yang akan menjadi hak milik ratu kerajaan Inggris jika tidak ditemukan pewaris sahnya. Dengan bermodalkan mandat dan informasi seadanya, Zaman menelusuri satu-persatu kisah Sri Ningsih.

Zaman mengawali penelusuran mengenai kisah Sri Ningsih dari panti jompo La Cerisaie Maison de Retraite. Panti jompo ini terletak beberapa ratus kaki dari Menara Eiffel. Panti jompo ini yang menghantarkan Zaman Zulkarnaen melakukan petualangannya ke Indonesia. Lebih tepatnya, ke dalam petualangan menelusuri kehidupan Sri Ningsih yang menjadi klien besarnya. Petualangannya dimulai Pulau Bungin, sebuah pulau kecil yang dihuni oleh mayoritas nelayan. Pulau Bungin diceritakan di dalam buku ini memiliki keunikan diantaranya rumah penduduk yang berada di atas permukaan laut, pemandangan yang begitu luar biasa di sore hari sambil menikmati secangkir kopi, dan pengalaman buang air besar langsung ke lautan lepas! Pengalaman yang menarik perhatian khalayak umum. Sebenarnya masih banyak lagi keunikan Pulau Bungin yang diceritakan dalam buku ini, tetapi tiga hal tersebut yang menjadi perhatian utama saya dalam membaca buku ini. Ada lagi yang paling menarik dalam petualangan di Pulau Bungin yaitu mengenai Kisah Sri Ningsih kecil. Pulau Bungin yang menjadi saksi dilahirkannya seorang anak Sri Ningsih yang harus menerima kenyataan hidup yang begitu pahit. Namun dari kesakitan yang dijalani itu, Sri Ningsih tetap mensyukuri setiap pemberian Allah kepadanya bahkan mampu berdamai dan memaafkan rasa pahit itu.

Tidak hanya berakhir di Pulau Bungin, kisah Sri Ningsih terus berlanjut ke berbagai tempat bahkan tempat yang menjadi impiannya. Dalam setiap tempat tersirat perjuangan Sri Ningsih untuk bertahan hidup dan mewujudkan impiannya. Kota kecil maupun kota besar, dalam negeri maupun luar negeri sudah bukan jadi tandingannya. Bayangkan sesosok anak kecil yatim piatu yang berangkat dari mimpi kecil berhasil menaklukkan dunia dengan keringat kedisiplinannya!

Saya sangat merekomendasikan buku ini untuk dibaca khususnya kawula muda yang sedang merajut untaian demi untaian mimpi. Semangat dan tekad bulat yang mengalir dalam diri Sri Ningsih membuktikan bahwa tidak ada yang mustahil selagi berusaha dan tidak ada yang tidak mungkin jika terus berserah kepada Allah. Gagal itu pasti. Setiap insan pasti mengalami kegagalan. Akan tetapi, proses kegagalan merupakan pengalaman yang mendewasakan. Kuncinya adalah bagaimana bisa bangkit dari kegagalan dan belajar dari hal tersebut.

Rajut mimpimu dan ayo wujudkan!
Jangan pernah takut GAGAL !

               


Selasa, 10 Desember 2019

Tabur-Tuai Kehidupan


Tabur-Tuai Kehidupan

            Sekolah Menengah Atas Sion adalah sekolah swasta yang cukup terkenal di kotaku. Sekolah ini terkenal dengan murid-muridnya yang selalu menjuarai kompetisi baik akademik maupun non akademik. Sekolah ini berdiri sejak tahun 2009 dan telah mengalami banyak transformasi sejak pembangunan yang pertama. Mulai dari gedung yang tidak bertingkat dan hanya memiliki beberapa ruang kelas hingga menjadi sekolah yang bertingkat empat dengan sudah memiliki 28 ruang kelas dan ruang-ruang fasilitas yang mendukung pembelajaran, seperti laboratorium komputer, laboratorium fisika, dan ruang fasilitas lainnya. Bersekolah di sekolah ini sudah menjadi mimpi besar bagiku sedari dulu. Jika bukan karena beasiswa, mungkin aku tidak akan dapat menginjakkan kakiku di sini hingga aku mencapai tingkat paling akhir yaitu tingkat tiga.
Senin pagi adalah hari rutin untuk upacara. Dengan mengenakan seragam putih abu-abu lengkap dengan topi, dasi dan tali pinggang aku berdiri tegak, berbaris rapi dan siap untuk mengikuti rangkaian kegiatan upacara. Aku memperhatikan para petugas upacara yang sedang bersiap mempersiapkan upacara yang akan segera dimulai. Mereka juga mengenakan seragam lengkap seperti yang kugunakan saat ini. Para petugas perempuan juga mengenakan sedikit make up sehingga terlihat sangat segar.
Heh, gua enggak mau ya berdiri di sebelah anak tukang bakso!” Gerutu Gita dengan tiga sahabat yang ada di dekatnya. Perkataan Gita sontak membuatku terkejut dan menundukkan kepala. Tidak ada yang bisa aku lakukan selain diam dan menundukkan kepalaku. Gita adalah teman sekelasku sedari aku kelas 10 dulu. Sudah menjadi kebiasaannya untuk mengolok-olokku. Awalnya aku sangat sedih dan kesal tetapi aku sadar tidak bisa melawan. Jika aku melawan, beasiswaku kemungkinan bisa dicabut karena ayahnya adalah donatur terbesar di sekolah ini. Jadi aku memilih mengalahkan egoku untuk tidak melawannya.
Udah Git, daripada nanti kita ketularan bau bakso kita mendingan jauh-jauh dari dia.” Gita dan genk-nya akhirnya pergi melengos dengan tatapan sinis. Aku yang tidak bisa melawan hanya memperhatikan saja dari jauh. Terkadang aku tidak mengerti mengapa mereka berlaku demikian terhadapku. Memang apa salahnya jika mempunyai ayah tukang bakso? Ayahku memang tukang bakso tapi aku tidak pernah malu sedikit pun. Aku bangga kepada ayahku karena dari hasilnya berjualan bakso tersebutlah ayahku bisa menghidupi aku, ibu dan satu adikku.
Aku menyadari perubahan perilaku Gita semenjak aku berhasil menggeser posisinya dan mendapatkan peringkat satu umum pada kelas 1 semester akhir. Semenjak ia tidak lagi memegang gelar sebagai peringkat satu umum, ia bersama dengan genk-nya selalu mengolok-olokku. Apa pun yang aku lakukan tidak ada yang baik menurutnya. Aku pernah membuat surat permohonan maafku meskipun aku sendiri tidak mengetahui kesalahanku. Akan tetapi, bukannya maaf yang kuterima malah surat itu menjadi bumerang bagi diriku sendiri. Gita tidak memaafkanku bahkan dia menjadikan surat itu senjatanya untuk semakin mengolok-olokku.  
Sepulang sekolah, aku diberitahu ibu bahwa ayah sedang berada di Rumah Sakit. Bukan karena ayah sakit tetapi karena ayah sedang membantu orang yang mengalami tabrak lari. Aku semakin bangga kepada ayahku sendiri. Baik sekali ayahku mau mengorbankan waktunya untuk membantu orang lain. Setelah makan siang, aku beserta ibu dan adikku bergegas menyusul ayah yang berada di Rumah Sakit untuk mengantarkan makan siang.
“Yah, Bapak itu kenapa bisa ditabrak lari?” tanyaku kepada ayah yang sedang meneguk air putih yang kami bawakan untukknya.
“Setahu ayah tadi Bapak ini nyebrang jalan sambil nelfon, dari belakang ada motor ngebut. Terus bapak ini ketabrak eh motor yang nabrak malah lari gak mau tanggung-jawab. Ayah gak sempat perhatikan nomor polisi motornya tadi.” Jawab Ayah.
“Keluarganya sudah tahu, Yah?”
“Sudah, tadi sudah dihubungi sama pihak Rumah Sakit”
Aku mengangguk pelan. Ada dua wanita memasuki ruang tempat kami menunggu. Satu wanita paruh baya, dan satunya lagi seumuran denganku. Aku mengenal siapa wanita yang seumuran denganku itu. Bahkan amat sangat mengenalnya. Dialah Gita, orang yang gemar mengolok-olokku. Wajahnya sangat terkejut melihat keberadaanku di sana. Tanpa menegurku, ia menghampiri ayahnya yang sedang terbujur lemah di atas matras rumah sakit. Air matanya tumpah. Baru kali ini aku melihatnya menangis. Orang pintar, dan paling jago meremehkan orang lain ternyata bisa juga menangis.
“Bu, maaf. Karena sudah ada keluarga bapak ini, saya dan keluarga saya mau pamit pulang.” Sapa ayahku kepada wanita yang kutebak adalah mamanya Gita.
“Terima kasih banyak ya Pak atas bantuan bapak.” Sahut wanita tersebut. Ia mengeluarkan amplop coklat dan menyerahkannya ke ayah ,“Ini buat Bapak.”
Ayah menolak dengan halus, “Tidak usah, Bu. Kami tulus hati mau menolong bapak ini. Bukan karena imbalan.”
“Ini pak terima saja. Ini bentuk ucapan terima kasih kami.”
“Tidak usah, Bu. Kami sangat ikhlas membantu keluarga Ibu. Kami pamit pulang ya, Bu.” Jawab ayah dan kami sekeluarga pun keluar dari ruangan tersebut.
Aku semakin mengagumi ayahku. Betapa aku bangga memiliki ayah yang dengan tulus hati mau mengorbankan waktunya menolong orang yang kesusahan dan menolak untuk diberikan imbalan. Meskipun ayah tidak mengenal orang tersebut. Jika aku di posisi ayah, belum tentu aku berlaku demikian. Apalagi tahu bahwa yang akan aku tolong adalah orang yang sering mengolok-olokku. Tapi, aku belajar dari ayahku untuk berbuat kebaikan kepada siapa pun orangnya.
            Sekolah hari ini memang tampak seperti hari biasanya. Tapi aku tidak pernah merasa begitu gembira seperti hari ini. Tadi sepulang sekolah Gita mendatangiku. Aku awalnya takut dan mengira bahwa ia akan mengolok-olokku lagi. Ternyata, sangat di luar dugaan. Gita mengulurkan tangan kanannya ke hadapanku dan ia meminta maaf atas perbuatan yang selama ini ia lakukan. Aku sangat terkejut melihat perubahan perilakunya yang sangat drastis. Kami pun akhirnya berjabat tangan dan saling berpelukan layaknya seorang saudara. Betapa senangnya hatiku!
            Tidak ada yang bisa menduga peristiwa yang terjadi di dalam hidup ini. Aku tidak akan pernah menyangka bahwa ayahku yang menjadi bahan olok-olokan Gita akan menolong Ayahnya sendiri. Aku juga tidak akan pernah menyangka bahwa peristiwa tersebut akan membuat Gita meminta maaf dan berjanji tidak akan berlaku buruk lagi kepadaku. Dunia memang tidak pernah bisa ditebak! Tapi, terima kasih, Yah! Kau mengajarkan satu nilai penting dalam hidupku. Nilai itu adalah kebaikan. Aku akan belajar untuk berbuat baik kepada siapa pun dan dimana pun.    


---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Kebaikan adalah kewajiban yang harus kita jalankan, kepada siapa pun dan dimana pun. Kebaikan bukan menandakan bahwa kita kuat. Justru dengan berbuat kebaikan menandakan bahwa sebetulnya kita adalah manusia lemah yang membutuhkan pertolongan. Sesungguhnya kita bisa berbuat baik bukan karena apa yang kita miliki, tetapi dari apa yang kita peroleh. Tanpa terlebih dahulu menerima kebaikan, kita tidak akan pernah bisa berbuat baik. Kebaikan yang kita terima itu adalah kebaikan kekal yang dari pada Allah sendiri. Oleh sebab itu, tidak ada alasan bagi kita untuk tidak berbuat baik. 


Selamat berbuat kebaikan!

Ada kisah menarik yang bisa dibagikan tentang berbuat baik atau menerima kebaikan?
Silahkan share !
Tidak ada salahnya membagikan pengalaman hidup yang kemudian dapat memberkati orang lain.

Selasa, 18 April 2017

Sebuah analogi


Kemarin, aku pergi mengelilingi toko sepatu salah satu brand cukup terkenal di dalam mall dekat daerah asramaku. Hari itu hari minggu dan toko sepatu yg kusinggahi cukup ramai pengunjungnya. Setelah memutari beberapa jenis sepatu, aku masih belum mendapatkan pilihanku.
Pilihan pertamaku jatuh pada sebuah sneakers berwarna biru pastel dipadu dengan warna merah jambu. Hatiku yang telah terpikat pada sepatu tersebut memutuskan untuk segera mencobanya. Setelah mencoba,ternyata kakiku terlalu besar untuk sepatu yang indah tersebut. Segera aku memanggil seorang wanita paruh baya berseragamkan hitam dan bertanya untuk nomor sepatu yang lebih besar. Wanita itu menangguk dan mengambil sepatu yang telah berhasil membuatku jatuh hati. Setelah beberapa menit menunggu, wanita tersebut datang.
"Mbak maaf, untuk sepatu yang ini hanya tersisa nomor yang ini."
Kecewa menyelimuti sekujur tubuh dan batin yang telah menunggu cukup lama. Dengan senyum yang dipaksakan aku mengangguk dan berkata,"makasih ya mbak."
Aku memutari kembali toko tersebut dan tidak ada yang berhasil kembali memikat hatiku.
Sepatu yang cantik tersebut memang indah, namun bila dipaksaan untuk memakainya kakiku akan sakit dan memar dibuatnya. Aku memutuskan untuk kembali sekedar melihat lihat kembali sepatu yang berhasil menarik minatku. Kemudian pulang dengan penuh lapang dada.


apa yang kamu sukai belum tentu cocok denganmu. Bila kau paksakan, yang ada kau  hanya menyiksa dirimu.
Apa yang cocok denganmu memang belum tentu kamu sukai. Kau tidak menaruh hati padanya meskipun dia berikan kenyamanan untukmu.
mana kau pilih?
Yang kamu sukai tapi menyakitimu atau yang tidak menarik hatimu tapi paham kebutuhanmu?